Cari Blog Ini
Rabu, 13 Mei 2020
Ribuan Masker Kain Khas Tenun Bima Berhasil Dijahit Seorang Dosen Cantik dan Baik Hati
Bima, SC.News.-Meski status sosialnya agak tinggi dan dari marga terpandang sebagai anak bangsawan, Dewi Ratna Muchlisa Mandyara, S.E.,M.Hum., atau yang akrab disapa Dae Dewi tidak merasa sombong dan membuat dirinya jumawa, malah menurutnya itu semua tidak ada gunanya bila kita berfikir secara akal sehat dan kewarasan urainya di depan SC, Rabu (13/5/2020).
Ponakan tersayang, Dr. Hj. Siti Mariam ini boleh dibilang figur langka dengan marga terpandang tetapi tidak merasa tinggi hati dan apalagi sombong, semua sikap itu dimata dirinya tak ada gunanya, Dosen sekaligus budayawan Bima, Dewi Ratna Muchlisa Mandyara, S.E.,M.Hum., merasa terpanggil untuk ikut mengatasi merebaknya Covid-19 yang kini tengah menyerang Kota dan Kabupaten Bima dengan status masuk zona merah di NTB.
Ponakan kesayangan pejuang sejarah Bima, DR.Hj.Sitti Maryam Rahmat atau yang biasa disapa 'Ina Ka'u Mari' ini rupanya tidak mau tinggal diam ditengah himpitan virus corona yang tengah menghinggapi sebagian besar keluarga, kerabat, handai tolannya. Dengan tekad dan semangat beliau mencoba untuk mengambil inisiatif mengumpulkan sumber daya, alat dan bahan apa kira kira yang menurutnya bisa dilakukannya tanpa harus mengeluarkan biaya yang begitu besar.
Dalam benaknya dia, satu satunya yang mudah diadakannya saat ini adalah "masker", terbersitlah dalam diri
Dae Dewi sapaan akrabnya mencoba menghubungi kerabat dan handai tolan yang memiliki sejumlah kain batik atau lainnya untuk dijadikan bahan masker dan alhamduulillah mendapat tanggapan dan respon yang sangat baik dari rekan sahabat dan keluarganya guna menyumbangkan sejumlah kain untuk dijahit untuk dibuatkan masker.
"Saya ngumpulin mahasiswi dari beberapa perguruan tinggi di bima yang bisa menjahit, hampir satu bulan saya lakukan", Ujarnya.
Alhasil, tanpa kesulitan yang berarti, penerus dan pewaris Museum Samparaja Bima ini berhasil mengumpulkan sejumlah bahan kain tenun dan batik lalu dikirim dari dan ke kota bima untuk dikerjakan dengan cara menjahitnya.
Lalu dengan perannya sebagai dosen beliau mengumpulkan beberapa orang mahasiswi dari berbagai kampus dan perguruan tinggi seperti STKIP BIMA, STKIP TAMSIS, STIE dan Muhammadiyah untuk menjadi pekerja masker yang akan menjahit sejumlah masker untuk dibagikan secara gratis kepada siapa saja yang membutuhkan terutama di wilayah dan zona yang dinyatakan positif terpapar covid-19.
Alhamdulillah berkat kerjasamanya yang baik dengan para mahasiswa dan donatur kain, Ibu satu anak ini berhasil mengais masker dan mengkoleksinya menjadi ribuan tanpa mengeluarkan modal dan biaya serta tenaga yang mahal adanya, melainkan hanya dengan tangan dan mulut dinginnya beliau mampu berbuat untuk doum labo dana mbojo tercinta.
Bagi rekan rekan yang membutuhkan masker jahitan hasil tangan kreasi mahasiswanya silahkan menghubungi beliau secepatnya dan dijamin kualitasnya bagus dan sesuai standar kesehatan.
Berikut dokumentasi kegiatannya bersama Mahasiswa selama masa pandemik Covid-19:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar