Cari Blog Ini

Rabu, 13 Mei 2020

PEMANTAPAN PEMBELAJARAN DARING/LURING PAUD KEC.BELO SELAMA MASA COVID-19



Bima, SC.News,- Pemantapan Pembelajaran Daring/Luring pada PAUD Kecamatan Belo alhamdulillah terlaksana dengan baik pada hari selasa (12/5/2020) yang dihadiri oleh Kadisdik Kab. Bima beserta seluruh jajaran termasuk oleh Ketua Himpunan PAUD Se Kab Bima.

Ketua Himpaudi Kab. Bima, Syarafiah Mansyur, .S.E. melalui SC News mengatakan bahwa pertemuan ini merupakan pertemuan pemantapan dalam membelajarkan secara online warga belajar PAUD khususnya di wilayah Kabupaten Bima.

Bunda PAUD ini menekankan kepada pelaku sistem paud agar bisa memaksimalkan perannya meskipun dalam situasi sulit Covid-19, "ujarnya.

Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan yang mestinya terus mendapatkan perhatian dam atensi serius semua pihak, tambah Dae Fau sapaan akrabnya.

Masih Dae Fau, Anak usia dini juga perlu mendapat edukasi dengan materi terkait virus corona atau Covid-19 lewat penyampaian yang tepat. Brand edukasi yang berfokus pada pembelajaran anak usia dini Kodomo Challenge melakukan langkah inisiatif lewat belajar online atau daring di rumah.
Beragam video edukasi dengan materi terkait Covid-19 seperti cara pencegahan dan menjaga kebersihan diri dapat diakses melalui website shimajiro.id/dirumahaja. Selain memberikan informasi dan menjalani perilaku hidup bersih dan sehat, website Kodomo Challenge ini juga bisa mengisi waktu di rumah para anak usia dini dengan lebih bermanfaat.

"Saat ini PAUD dan TK diliburkan dan banyak orangtua tidak tenang di tengah semua ketidakpastian dan kekhawatiran akan tertular orang terdekatnya. Saatnya anak-anak diberi edukasi sambil mengisi waktu bermanfaat lewat konten yang dapat diakses gratis ini," ujar Kepala Disdik Zunaidin, S.Sos. pada momentum acara pemantapan tersebut, selasa.

Kegiatan belajar mengajar di tanah air berubah kala virus corona masuk ke Indonesia. Pemangku kebijakan negeri ini memutuskan kegiatan tersebut dilakukan di rumah secara online atau dengan model dalam jaringan (daring). Ini pekan ketiga pembelajaran dilaksanakan secara daring, tentu kreativitas para guru ditekankan agar para anak nyaman belajar. Meskipun daring, pembelajaran anak usia dini harus mengedepankan enam aspek perkembangan anak usia dini yakni Nilai agama dan moral, Fisik-Motorik, Kognitif, Bahasa, Sosial-Emosional, dan Seni.pungkasnya.

(SC.001)



Ribuan Masker Kain Khas Tenun Bima Berhasil Dijahit Seorang Dosen Cantik dan Baik Hati


Bima, SC.News.-Meski status sosialnya agak tinggi dan dari marga terpandang sebagai anak bangsawan, Dewi Ratna Muchlisa Mandyara, S.E.,M.Hum., atau yang akrab disapa Dae Dewi tidak merasa sombong dan membuat dirinya jumawa, malah menurutnya itu semua tidak ada gunanya bila kita berfikir secara akal sehat dan kewarasan urainya di depan SC, Rabu (13/5/2020).

Ponakan tersayang, Dr. Hj. Siti Mariam ini boleh dibilang figur langka dengan marga terpandang tetapi tidak merasa tinggi hati dan apalagi sombong, semua sikap itu dimata dirinya tak ada gunanya, Dosen sekaligus budayawan Bima, Dewi Ratna Muchlisa Mandyara, S.E.,M.Hum., merasa terpanggil untuk ikut mengatasi merebaknya Covid-19 yang kini tengah menyerang Kota dan Kabupaten Bima dengan status masuk zona merah di NTB.


Ponakan kesayangan pejuang sejarah Bima, DR.Hj.Sitti Maryam Rahmat atau yang biasa disapa 'Ina Ka'u Mari' ini rupanya tidak mau tinggal diam ditengah himpitan virus corona yang tengah menghinggapi sebagian besar keluarga, kerabat, handai tolannya. Dengan tekad dan semangat beliau mencoba untuk mengambil inisiatif mengumpulkan sumber daya, alat dan bahan apa kira kira yang menurutnya bisa dilakukannya tanpa harus mengeluarkan biaya yang begitu besar.

Dalam benaknya dia, satu satunya yang mudah diadakannya saat ini adalah "masker", terbersitlah dalam diri
Dae Dewi sapaan akrabnya mencoba menghubungi kerabat dan handai tolan yang memiliki sejumlah kain batik atau lainnya untuk dijadikan bahan masker dan alhamduulillah mendapat tanggapan dan respon yang sangat baik dari rekan sahabat dan keluarganya guna menyumbangkan sejumlah kain untuk dijahit untuk dibuatkan masker.

"Saya ngumpulin mahasiswi dari beberapa perguruan tinggi di bima yang bisa menjahit, hampir satu bulan saya lakukan", Ujarnya.


Alhasil, tanpa kesulitan yang berarti, penerus dan pewaris Museum Samparaja Bima ini berhasil mengumpulkan sejumlah bahan kain tenun dan batik lalu dikirim dari dan ke kota bima untuk dikerjakan dengan cara menjahitnya.


Lalu dengan perannya sebagai dosen beliau mengumpulkan beberapa orang mahasiswi dari berbagai kampus dan perguruan tinggi seperti STKIP BIMA, STKIP TAMSIS, STIE dan Muhammadiyah untuk menjadi pekerja masker yang akan menjahit sejumlah masker untuk dibagikan secara gratis kepada siapa saja yang membutuhkan terutama di wilayah dan zona yang dinyatakan positif terpapar covid-19.

Alhamdulillah berkat kerjasamanya yang baik dengan para mahasiswa dan donatur kain, Ibu satu anak ini berhasil mengais masker dan mengkoleksinya menjadi ribuan tanpa mengeluarkan modal dan biaya serta tenaga yang mahal adanya, melainkan hanya dengan tangan dan mulut dinginnya beliau mampu berbuat untuk doum labo dana mbojo tercinta.

Bagi rekan rekan yang membutuhkan masker jahitan hasil tangan kreasi mahasiswanya silahkan menghubungi beliau secepatnya dan dijamin kualitasnya bagus dan sesuai standar kesehatan.

Berikut dokumentasi kegiatannya bersama Mahasiswa selama masa pandemik Covid-19: