Cari Blog Ini

Selasa, 24 Maret 2020

Kebudayaan dan Tertib Sosial

Berita by Admint.

OPINI
                  By. Alfi Syahrin, M.Si*.

Para ahli sosial seperti antropolog telah menyusun konsep dan definisi tentang kebudayaan kurang lebih sekitar dua ratus jumlahnya. Ada yg melihat kebudayaan sebagai keseluruhan yang kompleks yg meliputi pengetahuan, kepercayaan,seni, kesusilaan,hukum, adat istiadat dan kesanggupan_kesanggupan lain yg dipelajari( Tylor).
Semua dimensi dari kehidupan manusia tidak bisa dilepaskan dari konstruksi dan kontribusi kebudayaan.Karena itu semua hasil karya, rasa dan cipta manusia adalah kreasi dari kebudayaan kata Selo Sumarjan.  
Kebudayaan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia menurut Parsudi berfungsi sebagai  cara dan strategi yang digunakan untuk memahami dan menginterpretasikan lingkungan dan pengalamanya. Budaya menjadi faktor pembentuk  yang dominan dan determinan bagi tersusunnya pola_pola perilaku dan tindakan manusia menurut Ruth Benedict.
Oleh karena itu kebudayaan menjadi parameter ketinggian peradaban dan kemajuan sosial dalam suatu bangsa sejak era pre_histori hingga abad modernitas. Secara antropologi kebudayaan dipahami sbg way of life(cara pandang hidup), way of doing (cara bekerja), dan way of act( cara bertindak/berperilaku).
Kita begitu kagum pada peradaban barat yang melahirkan kota_kota megapolitan yang dipenuhi gedung_gedung kebudayaan material pencakar langit (sky scrapper) meminjam istilah antropolog Marvin Harris. Arsitektur kota-kota di Eropa dibangun dengan imajinasi, kecerdasan, ketinggian ilmu pengetahuan yg ditopang oleh estetika manusia sebagai homo faber (pencipta) dalam istilah Hannah Arrendt. Sungai_sungai bersih seperti di Belanda yang ramai jadi tempat studi komparatif dari banyak negara. Bandingkan dengan sungai_sungai, selokan, got dan drainase kita di Indonesia yang problematik. Tersumbat sampah dan kotor karena budaya tertib yg belum menjadi kebiasaan.
Demikian juga dengan sungai tempat  bermain Gondola (perahu tradisional) di Venezia Italia menjadi destinasi jutaan turis karena daya pikat budaya dan eksotisme tradisinya.
Keunggulan Barat bukan semata terletak pada kreasi kultural  yang material.Akan tetapi pada keteraturan sosial hidup warga negara. Disiplin yang mengesankan, kosmologi fikir kolektifnya yang rata_rata rasional, perilaku antrinya yang tertib, kesadaran hukum yang tinggi, etika sosial yang menakjubkan, pendidikannya yang maju, politik dan demokrasinya yang matang. 
Hampir semua pranata dan regulasi dipatuhi tanpa resistensi. Warga negaranya mau dan mudah diatur, pemerintahnya didengarkan sehingga setiap aturan ditegakkan secara rasional dan proporsional. 
Orang_orang Barat tidak hanya inovatif dan pintar menyusun hipotesis dan postulat akademik dalam ragam definisi tentang kebudayaan. Tetapi mereka juga cerdas, sadar, dan konkrit menerapkannya dalam kehidupan nyata. Sehingga kebudayaan sebagai teks teruji dalam konteks oleh karena itu fungsi budaya bagi mereka di Barat adalah menjadi moral force(kekuatan etik) yang memicu tingginya etos kerja, membentuk karakter altruisme, humanis, dan respek.
Kebudayaan mendorong orang_orang barat lebih rasional dalam menentukan perilaku sosialnya. Budaya sains yg tinggi membuat rata_rata masyarakatnya memiliki apa yang disebut Frederick Nietzhe sebagai "kreatifitas iconoclasm"keinginan diri mencipta di luar batas diri untuk menghasilkan nilai_nilai baru dengan mereduksi nilai_nilai lama yang dianggap menciptakan stagnasi perubahan. 
Sebaliknya di Indonesia konsep_konsep dan definisi saintis cenderung dibenturkan dengan ide agama. Lihat saja soal covid 19 ahli_ahli agama seperti ulama yg memiliki otoritas dan integritas di bidang agama. Fatwanya jadi lelucon, polemik dan kontroversi oleh oknum dan pihak yg tidak mengerti fiqih. Asing dan awam dengan rukshah, illat, dan mudharat.
Keputusan pemerintah sebagai sumber otoritas tertinggi dalam negara digugat oleh yg tidak punya kapasitas. Akibatnya kekacauan terjadi perang retorika, narasi dan propaganda tidak terhindarkan tanpa adab dan budaya menyeruak tanpa kendali.
 Saya menemukan adu arogansi antara yg mendalilkan premisnya pada pemahaman agama yg sempit dogmatis dengan logika sains yg rasional. Soal ditiadakan slt jum'at sebagai tindakan preventif membatasi paparan virus secara medis digugat secara kaku dengan perspektif agama yang keliru. 
Keunikan dan cita rasa Islam yang transformatif, fleksibel dan adaptif hilang estetika dan orisinalitasnya karena ceroboh memandang konteks. Hal wajib dalam islam bisa menjadi tidak apabila ada kondisi dan situasi yang darurat. Bagi yang komprehensif mempelajari Islam akan menemukan bahwa arsitektur isi Alqur'an, Hadist, Sunnah, Ijma dan Qiyyas sangat kontekstual dan fleksibel.
Interpretasi sains dan agama dalam islam tidak pernah saling menegasi. Keduanya dapat menjadi sumber tertib sosial yang sama. Agama mengajarkan  kepatuhan absolut pada ajaran kitab suci dan sains menghendaki manusia bertindak rasional. Tidak ada agama tanpa akal begitu kaidah agama mengajarkan. Agama Islam menyuruh patuh pada pemimpin(ulil Amri) kepada Al Warisu Anbiya(ulama) dan kepada orang alim( ahli ilmu/cendekiawan).
Kepatuhan, ketundukan, kesadaran adalah sumber terciptanya tertib sosial. Suatu situasi antropologis yang menggambarkan kondisi kehidupan yang aman, dinamis, dan  teratur selaras antara tindakan, nilai dan norma dalam hubungan sosial. 
Kebudayaan itu adalah order yaitu suatu nilai dan norma yang berlaku dan harus dipatuhi oleh seluruh anggota masyarakat. Sayangnya sebagai pranata kebudayaan belum menjadi tindakan yang membudaya. Di larang berkumpul dalam keramaian karena bahaya penyebaran corrona malah mall penuh, tempat wisata sesak ramai pengunjung dan agenda pertemuan agama seperti di Gowa tetap berlanjut.
Oleh karena itu penting kita meletakan kembali fungsi kebudayaan sebagai kerangka etik rasional yg membentuk adab perilaku dan cara pandang sosial yg produktif.Tertib sosial hanya bisa terwujud kl ada kesediaan warga negara untuk melepaskan sebagian dari kebebasan kodratinya untuk orang lain. Hanya dengan cara itu kehidupan kolektif dapat tertib terselenggarakan kata Thomas Hobbes. Dan kebudayaanlah yang menjadi syarat dan elemen penting yang dapat membentuknya.


*penulis adalah candidate Doktor
  Magister Kebijakan Publik
  Kandidat Doktor
  Universitas Hasanuddin Makassar

DPP Golkar Resmi Rekomendasikan IDP-Dahlan untuk Maju PILKADA 2020

Hj.Indah Dhamayanti Putri, S.E bersama Drs.H. Dahlan M.Noer

Bima, Suara Cendekia-Sejak awal DPD Partai Golkar Kabupaten Bima menggelar rapat pleno penjaringan hingga penyaringan oleh DPD Partai Golkar NTB dalam menyambut Pilkada Kabupaten Bima periode 2020-2025, nama Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE (IDP) diusung tunggal sebagai Calon Bupati Bima. Selanjutnya, nama tersebut diteruskan ke DPP Partai Golkar.

Sementara sejumlah nama Calon Wakil Bupati Bima yang berpasangan dengan IDP yakni Drs. H. Dahlan M. Noer, Ir. Suryadi, H. Herman Alfa Edison, SE (HAE), H. Abdullah (H. Ola) dan satu nama lainya yang direkomendasikan oleh DPD Partai Golkar Kabupaten Bima ke DPD Partai Golkar NTB dan selanjutnya diteruskan ke DPP-kini telah ditentukan secara resmi. Maksudnya, DPP Partai Golkar telah memutuskan Dahlan menjadi Calon Wakil Bupati Bima periode 2020-2025 berpasangan dengan IDP. Dan keputusan DPP Partai Golkar tersebut, dinilai sama dengan pengamatan sekaligus keyakinan berbagai pihak bahwa IDP-Dahlan kembali berpasangan pada Pilkada Kabupaten Bima periode 2020-2025.

“Berbagai proses dan tahapan yang dilakukan mulai dari DPC, DPD hingga ke DPP Partai Golkar yang berkaitan dengan Pilkada Kabupaten Bima periode 2020-2025, Alhamdulillah sudah selesai dilakukan. Dan dalam kaitan itu, DPP Partai Golkar telah memutuskan secara resmi nama Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE sebagai Calon Bupati Bima, dan Drs. H. Dahlan M. Noer sebagai Calon Wakil Bupati Bima. Surat Keputusan (SK) resmi dari DPP Partai Golkar tersebut ditujukan kepada  Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Bima,” ungkap Ketua DPP Golkar Kabupaten Bima, Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE kepada Wartawan, Senin (23/3/2020).

Penetapan DPP Partai Golkar tersebut yakni berdasarkan petunjuk pelaksanaan DPP Partai Golkar nomor:Juklak 3/DPP/Golkar/II/2020, tanggal 7 Februari 2020 tentang penetapan Pasangan Calon (Paslon) Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati, Wali Kota/Wakil Wali Kota dari Partai Golkar. Penetapan tersebut, juga merujuk pada Surat DPD Partai Golkar Provinsi NTB nomor: B-761/ Golkar-NTB/III/2020 tanggal 20 Maret 2020, perihal: permohonan penetapan sementara Calon Kepala Daerah

“Untuk mengajukan Pasangan Bakal Calon (Balon) Kepala Daerah di Kabupaten Bima, DPD Partai Golkar Kabupaten Bima harus melakukan kerjasama dan membangun komunikasi politik dengan partai lain di Kabupaten Bima,” terangnya.

IDP menjelaskan, untuk meraih kemenangan dalam Pilkada Kabupaten Bima periode 2020-2026, DPP Partai Golkar perlu menetapkan lebih awal Balon Kepala Daerah dari Provinsi yang sudah melakukan penjaringan sesuai ketentuan yang berlaku dan selanjutnya mengusulkan penetapannya ke DPP Partai Golkar dalam rangka sosialisasi Balon Kepala Daerah dari Partai Golkar kepada masyarakat.

Terkait dengan hal itu, DPP Partai Golkar menetapkan sementara Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE, sebagai calon Kepala Daerah berpasangan dengan Drs. H Dahlan M. Noer sebagai calon Wakil Kepala Daerah Kabupaten Bima. Lebih jelasnya, IDP-Dahlan diusung oleh Partai Golkar pada Pilkada Pilkada setentak tahun 2020 dengan syarat dan tugas membangun komunikasi koalisi dengan partai politik lain sehingga dapat memenuhi sekaligus memantapkan persyaratam sebagaimana yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku

“Surat tugas dari DPP Partai Golkar untuk saya dan Pak Dahlan dikeluarkan 21 Maret 2020, ditandatangani oleh Ketua Umum (Ketum), Airlangga Hartarto. Melalui kesempatan ini pula, saya memohon doa restu dari seluruh elemen masyarakat untuk kelancaran dan kesuksesan ini,” harap IDP.

Pada pertemuan singkat dengan sejumlah awak media di kediamanya pada Senin pagi (23/3/2020), IDP menyakini bahwa sejumlah Parpol lainya akan mengusung Dahlan sebagai pasanganya pada Pilkada Kabupaten Bima periode 2020-2025. “Dari awal saya tidak pernah menyebut nama lain selain H. Dahlan. Dan sampai hari ini pula, saya masih menyebut nama H. Dahlan. Dan inilah jawaban dari keraguan publik seperti yang disampaikan oleh rekan-rekan Wartawan,” ujar IDP.

Informasi lain yang diperoleh sejumlah awak media juga mengungkap, bukan saja Partai Golkar yang mengusung nama IDP-Dahlan pada Pilkada Kabupaten Bima periode 2020-2025. Tetapi juga disebut-sebut diusung oleh sejumlah Parpol lainya seperti PKB, Gerindra, PPP, dan PBB. Tak hanya itu, berdasarkan isu saat ini menyebutkan bahwa IDP-Dahlan juga akan diusung oleh Partai Hanura dan Nasdem. Masih menurut informasi yang berkembang saat ini, IDP-Dahlan juga masih melakukan komunikasi politik dengan PAN dan Demokrat. Sebab, pasangan ini juga ikut mendaftarkan diri secara resmi kepada dua Parpol dimaksud. (TIM SUARA CENDEKIA)

Ikhwan Sirajuddin: IDP-DMN Kembali Berpasangan, Wajar karena Milenial

Ikhwan Sirajuddin


Tajuk Politik


Akhirnya spekulasi itu terjawab IDP & Dahlan kembali berpasangan setelah Rekomendasi Golkar keluar, karena selama ini publik masih di bingungkan dengan banyaknya rumors dan spekulasi  bahwa mereka tidak dijodohkan lagi dalam satu Paket?

IDP : D Ingin menuntaskan BIMA Ramah pada kepemimpinan Jilid ke -2 terlepas Minus dan Plusnya..IDP merasa nyaman berpasangan dengan D karena selama ini kebanyakan  wakil berperan sebagai the second Player, dimana IDP sangat dominan " Ia  single fighter" Mengatur semua urusan mulai  pemerintahan sd urusan proyek dan politik..

Leadership style IDP sangat  mendominasi pemerintahan tampa distribution of power dengan wakil nya  menunjukan ada nya otoritersme kekuasaan " dimana Kendali kekuasaan terkonsentrasi dalam satu tangan baik pemerintahan maupun politik karena Ia juga ketua umum Golkar..

Banyak PR yang belum dituntaskan dalam menyelesaikan masalah daerah selama ini..Mulai dari soal pertanian. Infrastruktur, pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, investasi, kemiskinan yang membutuhkan sinergytas bupati dan wakil dalam distribution of power..Jika keduanya terpilih kembali...

Kosmos politik lokal dibima masih menginginkan Mereka untuk kembali Memimpin, Karena Rakyat tidak perduli dengan prestasi, Apalagi reputasi tapi terpenting soal " dimana kita mendapat apa" Mengabaikan nilai obyektivitas dan rasionalitas..Apalagi soal tanggungjawab substantif..disisi ini IDP berhasil membangun Ke- diria- nya sebagai Prempuan..dalam budaya masyarakat Bima..

Pada  sisi lain Kekuatan Broker IDP dalam oligarki berhasil menciptakan Positif opinion dalam Akar rumput dengan label " trah Fery Z" sebuah modal politik dan sosial yang signifikan dalam membangun Pencitraan..

Kehebatan IDP melakukan re-kondisi dengan membaca yag cermat peta politik yang ada terutama kuatnya sentimen positif dari Almarhum suaminya mempengaruhi Pilihan politik masyarakat..Inilah sebenarnya " Positioning " IDP yang menguntungkan ..sehingga Branding IDP membius kewarasan Publik..

Akhirnya Publik tidak lagi menilai Apa " soal " kapasitas dan kapabilitas Berhasil atau tidak" Disini berlaku Tirany of choice" tidak lagi Authentication sikap masyarakat dalam menilai pemimpinnya ..

Maka seperti pendapat Moniq&  Miller (2001) Muncul sikap disonansi berlebihan  yang meniadakan rasionalitas dalam menentukan pilihan politik" Kondisi ini  membenarkan thesis kita IDP : D besar peluang untuk kembali memimpin Bima..

Bahaya nya adalah jika IDP masih memainkan gaya kepemimpinan  Model lama...tampa distribution Of power dengan wakil nya maka tidak mungkin kita berharap banyak " speed ability " dalam manajemen  pemerintahan..

Anti Intelektualisme dan Parade orang-orang Sok Tahu.

                      Alfi Syahrin, M.Si.
Opini


    Kita sebagian mungkin tau teori pembagian kerja dari Marx yang disebut(division of labour) bahwa setiap pekerjaan harus dilakukan oleh orang yang ahli dibidangnya. Orang yang kompeten biasanya bicara, bertindak dan melakukan pekerjaannya tepat sesuai pengetahuannya.
    Manusia memang memiliki bakat dan kemampuan potensial untuk menguasai dan mengatasi banyak hal dalam hidupnya.Kapasitas ini disebut omni kompetence oleh Tom Nichols. Hal unik dalam kehidupan masyarakat yang memiliki sistim pembagian kerja yang ketat dan terspesialisasi. Kita dirancang untuk membebaskan diri dari keharusan mengetahui semua hal.
    Sehingga pilot tugasnya hanya menerbangkan pesawat, pengacara mengajukan tuntutan hukum, dokter memberikan resep, apoteker meracik obat, pemerintah mengeluarkan kebijakan dan ulama memberi fatwa.
     Kita bukan Davinci yang melukis Mona Lisa pada pagi hari dan merancang Helikopter pada malam hari. Kehidupan budaya, tradisi intelektual,sastra, politik dan demokrasi kita terlalu dini memakamkan kebiasaan literasi, citasi(kutip, mengutip referensi) dan eulogi(memuji) atas integritas dan karya pengetahuan dari orang_orang hebat yang bicara berdasarkan ilmu, pengalaman, reputasi dan  integritas.
     Publik di era post truth ini telah menjadi pemuja orang awam yang berlagak pintar. Intelektual yang benar_benar pintar dianggap sok tau, ulama dengan kredibilitasnya dilecehkan fatwanya, pemerintah dengan otoritasnya dibuat jenaka oleh netizen yang hanya percaya informasi medsos yang validitasnya tidak terkonfirmasi.
      Akibatnya kita tidak kritis dan presisi memegang sejumlah kebenaran melainkan semua kebenaran, bahkan kebenaran yang tidak benar sekalipun. Argumentasi yang benar harus dilandasi prinsip dan data karena itu tanda kesehatan intelektual. Akibatnya kekacauan, kecemasan, dan depresi publik tinggi. Soal covid 19 misalnya publik tidak sibuk menyelamatkan diri lewat isolasi diri, sosial distancing, mencukupkan gizi dan nutrisi agar imunitas dan vitalitas tubuh menjadi baik.
    Tetapi masyarakat justru ramai bertengkar, saling hujat, caci maki dan agresif membagun opini dan narasi provokatif menyerang menyalahkan pemerintah. Harusnya saat bangsa diuji yang dibutuhkan adalah soliditas, solidaritas, pengertian dan kesadaran untuk menyumbangkan perilaku, sikap dan pikiran produktif. Bukan resistensi karena orang_orang yang bekerja dalam negara adalah mereka yang keahliannya terspesialisasi bukan gerombolan tanpa kompetensi.
      Kita seperti kehilangan adab sebagai warga negara. Saat negara_negara lain menunjukan kerjasama, integrasi, kolaborasi dan partisipasi menyelesaikan soal pelik covid 19 yg membunuh ribuan manusia. Politisi kita malah sibuk bangun pertemuan konsolidasi, publik, masyarakat ramai di tempat rekreasi sisanya protes sholat jum'at diganti   dhuhur. 
    Sains dan agama pun dibenturkan. Sejatinya sikap seperti ini mematikan kebenaran ilmu pengetahuan dan kebenaran agama sekaligus. Orang_orang dengan pikiran dan perspektif ortodoks dengan modal android, kartu perspustakaan dan laptop merasa dirinya sebagai timbunan pengetahuan. Kritik Nichols.
      Kerap kali kita akrab dan bertemu mereka yang picik, tekstual dan anti kontekstual dalam berpikir. bisa jadi mereka adalah temen kerja, sahabat, bahkan anggota keluarga. Lihatlah di medsos mereka merasa yakin dirinya tahu lebih banyak dibandingkan ahli, berpengalaman luas dibandingkan dengan para dosen, dan lebih berwawasan dibandingkan dengan dokter dan profesor karena memposisikan diri sebagai sumber dan wadah pengetahuan. Sehingga menjadi orang yang maha tau mulai dari sejarah imperialisme politik sampai bahaya vaksin.
      Pengetahuan dasar dan argumentasi publik saat ini sangat rendah, bahkan hampir menembus lantai. Hal2 ngawur dipercaya, informasi bodong jadi keyakinan karena kita menolak belajar belajar, berguru dan mendengar kepada ahli ilmu. 
    Era post truth membuat fakta,kompetensi dan otoritas menjadi serba relatif karena itu diperlukan sikap kritis untuk mengembalikan cara pikir pada akal sehat ilmu pengetahuan. Kita dituntut cerdas di tengah kemajuan dan laju informasi karena mendengarkan kebenaran sains dan intelektualisme mencegah kita dari kemujudan, taklid dan fanatisme buta.
     Saya mengamati bahwa keributan sosial, ekonomi dan politik dan terakhir soal pandemi covid 19 banyak bersumber dari apa yang disebut Tom Nichols dengan factoid(pernyataan palsu yang disajikan sebagai fakta atau berita)dan gagasan setengah matang. Kemudian disebarluaskan dalam informasi elektronik.
      Alexis de Tocqueville mengatakan saat orang_orang tidak lagi percaya pada otoritas sains ilmu pengetahuan. Tidak terpikat pada kebenaran yang diajukan ilmuan dan kecerdasannya berarti orang_orang telah memuja dan meyakini kebenaran awamnya sendiri yang menyesatkan. Kalau ini terus terjadi maka, otoritas negara, sains dan agama hanya menunggu lonceng kematian di tangan para netizen.

DPP FGII, Minta Mendikbud RI Lebih Memperhatikan Nasib Guru di tengah Mewabahnya Covid-19

Berita by admint.

Jakarta, Suara Cendekia.News,-

Wabah Corona beserta dampaknya mulai terasa oleh berbagai pihak, disatu sisi kekhawatiran jiwa menghantui namun disisi lain ada kerugian kerugian lain seperti materi dan ekonomi yang sangat urgensial.

  Ketua FGII bersama Mendikbud RI
  dalam suatu acara yang digelar FGII.


Beberapa kalangan sangat mengkhawatirkan gejala global Covid19, termasuk Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Anwar Makariem sekalipun sangat mengkhawatirkan keadaan ini, kenapa? Karena dapat mengancam ketahanan pangan hingga ketahanan hidup guru untuk mampu mengajar secara baik dan maksimal sehingga Mendikbud mengeluarkan edaran karena sadar akan hal tersebut.


Harus ada langkah - langkah taktis, strategis dari berbagai organisasi profesi yang menaungi Guru atau Tenaga Pendidik terkait keadaan Covid19 saat ini.


Ketua Pusat FGII Indonesia, Dra. Tety Sulastry Lakollo menegaskan bahwa langkahnya menghadapi corona virus disease adalah pihak kemendikbud harus bisa segera mengambil kebijakan terkait hak - hak guru untuk percepatan realisasi anggaran dana bos triwulan pertama tahun 2020, tunjangan profesi guru bukan saja guru swasta tetapi guru-guru ASN, 


Tety menambahkan, sekolah swasta pastikan lebih membutuhkan karena dari situ sumbernya.


Kami tetap prihatin kepada pemerintah, dengan wabah corona ini, tetapi ada ancaman ekonomi yang sudah mulai nampak, kata Ketua FGII pada Suara Cendekia melalui Whatsappnya.

Berdasarkan edaran menteri terkait himbauan kepada guru dimana belajar jarak jauh tidak difokuskan pada pencapaian nilai akan tetapi bagaimana pembelajaran yang survive untuk bertahan hidup, kata tety.


Hingga berita ini diturunkan, DPP FGII sikapnya tetap jelas mendukung langkah dan segala kebijakan pemerintah apapun adanya dan pesannya adalah bagaimana guru guru bangsa di seluruh Indonesia saat ini untuk bisa bersabar, tabah dengan keadaan, ini tidak dikehendaki bapak ibu ini murni force majeure dan kita bagaimana mengajarkan anak anak untuk survive, tetapi gurunya tidak mampu lagi bertahan hidup, pungkas Guru  Senior Berprestasi pada SMA Negeri 24 Jakarta ini pada Suara Cendekia News.

(SC News 001)

Penanganan Virus Corona, Ilmuwan Dunia Mengkhawatirkan Cara Indonesia Menangani Wabah Mematikan COVID-19

Penanganan Virus Corona, Ilmuwan Dunia Sebut Indonesia Mengkhawatirkan

Dari semua negara di Asia Tenggara, Indonesia yang paling menkhawatirkan.

Dythia Novianty | Lintang Siltya Utami
Penanganan Virus Corona, Ilmuwan Dunia Sebut Indonesia Mengkhawatirkan
Peta sebaran virus corona Microsoft. 
Suara Cendekia - Meskipun obat virus corona (COVID-19) diklaim telah berhasil ditemukan, para ilmuwan di seluruh dunia masih terus menyoroti cara penanganan, khususnya Asia Pasifik. Dari pantauan para ilmuwan dunia, Indonesia dinilai memiliki penanganan virus corona terburuk.
"Dari semua negara di Asia Tenggara, Indonesia yang paling menkhawatirkan. Indonesia memiliki populasi yang sangat besar namun birokrasi yang tidak rapi. Penanganan krisis yang buruk di Indonesia akan membuat negara terpapar semakin buruk," ujar Dosen Griffith University Lee Morgenbesser, seorang ahli dalam politik Asia Tenggara, dilansir laman smh.com, Selasa (24/3/2020).
Sementara itu, Profesor virologi Universitas Queensland, Ian Mackay menyoroti beberapa tanda peringatan yang datang dari Indonesia. Peringatan itu memberi sinyal bahwa situasi di Indonesia bisa jauh lebih buruk daripada jumlah kasus yang diekspos ke publik.
"Ketika Anda melihat banyak kematian dalam waktu singkat, seperti yang terjadi, itu menunjukkan ada beberapa kasus selama beberapa waktu. Kami juga telah melihat banyak pelancong yang terinfeksi keluar dari Indonesia dan itu masalah lain karena mereka hanya belum cukup diuji," ucap Mackay.
Tingkat kematian di Indonesia saat ini sekitar delapan persen dari kasus, jauh lebih tinggi daripada rata-rata internasional, meskipun ini mungkin hanya mencerminkan sejumlah kecil tes yang dilakukan secara proporsional.
Sebelumnya, pemerintah Indonesia telah menyangkal penyebaran virus selama berminggu-minggu. Indonesia telah menguji sekitar 1.500 orang dari 270 juta populasi, angka yang tidak sebanding jika dibandingkan dengan lebih dari 80 ribu orang yang diuji di Australia dan 250 ribu orang di Korea Selatan.
Morgenbesser menambahkan bahwa ia tidak percaya angka yang dilaporkan oleh Laos dan Kamboja, yang mengklaim hingga hari ini tidak ada yang terindikasi virus corona . Untuk setiap pemerintah di wilayah ini, krisis virus Corona merupakan tes kompetensi yang setara dengan krisis keuangan, serangan teroris besar, atau perang.
"Ini adalah ujian terhadap sesuatu yang tidak bisa Anda lihat dan Anda hanya punya sedikit kontrol, paling tidak pada awalnya. Yang diuji adalah seberapa transparan diri Anda, akuntabel diri Anda, dan seberapa efisien sistem yang telah Anda tempatkan," jelas Morgenbesser.
Beberapa negara di Asia telah mencatat kenaikan terbesar dalam satu hari untuk jumlah kasus virus Corona (COVID-19). Terpantau pada Selasa (24/3/2020) melalui situs resmi Johns Hopkins Coronavirus Resource Center, Indonesia tercatat telah ada 579 kasus, Malaysia 1.518 kasus, dan Thailand sebanyak 721 kasus.
Sementara Vietnam (123 kasus), Kamboja (87 kasus), dan Filipina (462 kasus) mencatat peningkatan infeksi harian yang stabil. Sedangkan Laos dan Myanmar masih mengklaim tidak ada kasus.
Singapura sendiri, yang mencatat kasus pertama kali pada 23 Januari lalu, telah mencapai 509 infeksi. Negara ini melaporkan, telah terjadi dua kematian pertamanya dari kasus COVID-19 pada Sabtu (21/3/2020). Salah satu korban adalah seorang WNI dari Indonesia.
Clarence Tam, asisten profesor penyakit menular di Universitas Nasional Singapura, mengatakan Hong Kong dan Singapura telah menangani pandemi virus Corona dengan relatif baik. Kedua negara ini memiliki keuntungan tersendiri, seperti wilayah yang lebih kecil sehingga memiliki batas terkontrol dengan baik dan membuat pelacakan kontak dan penyaringan kontak intensif lebih mudah.
Sejumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) melintasi pintu pagar setibanya di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalbar, Sabtu (21/3). [ANTARA FOTO/Agus Alfian]
Sejumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) melintasi pintu pagar setibanya di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalbar, Sabtu (21/3). [ANTARA FOTO/Agus Alfian]
Kedua negara itu telah memiliki bekal pengalaman dalam menghadapi epidemi SARS pada tahun 2003. Artinya, selama 15 tahun terakhir kedua negara itu juga telah berinvestasi dalam kapasitas dan infrastruktur untuk menangani jenis wabah seperti COVID-19.
"Untuk COVID-19, saat ini kami tidak tahu berapa banyak anak yang tertular. Mungkin banyak kasus pada anak-anak yang tidak terdeteksi karena penyakit pada anak-anak cenderung ringan, tetapi kami juga tidak melihat banyak wabah di sekolah," ucap Tam, seperti dikutip dari Sarasota Memorial Health Care System.
Hal penting yang dapat dipelajari dari negara seperti Singapura, Hong Kong, Taiwan, dan Korea Selatan dalam menangani virus Corona adalah pengujian yang dilakukan sejak awal dan secara luas, isolasi yang efektif, penulusuran kontak, dan karantina. Itu menjadi kunci untuk mengendalikan virus di bawah kendali.
"Setiap negara yang belum dapat menerapkan langkah-langkah ini dengan cepat, untuk alasan apa pun, berisiko tinggi terjadi penularan pada masyarakat yang tidak terkendali, seperti yang kita lihat sekarang di sejumlah negara Eropa dan Amerika Serikat," jelas Tam.
Kasus lain, seperti di Malaysia juga menjadi perhatian khusus karena dilaporkan mengalami kenaikan lebih dari 100 kasus per hari selama lima hari berturut-turut, dan lebih dari dua pertiga dari kasus tersebut terkait dengan tiga hari acara Tabligh Akbar yang diselenggarakan pada akhir Februari lalu.
Tetapi dengan sistem kesehatan Malaysia relatif maju, para dokter dan profesornya terlatih dengan baik dan kompeten. Tam menilai kondisi Malaysia lebih siap daripada vanyak negara di wilayah Asia Tenggara untuk menangani COVID-19 dan penutupan perbatasannya dengan orang asing.
Malaysia disebut telah memperkenalkan beberapa kontrol perbatasan yang paling ketat. Thailand dan Singapura juga melakukan hal serupa.
Singapura memperkenalkan aturan karantina 14 hari untuk kedatangan internasional dan sementara melarang kedatangan dari negara-negara tertentu. Sedangkan, Filipina memberlakukan lockdown di seluruh kota termasuk Manila.
Virus Corona Covid-19. (Shutterstock)
Virus Corona Covid-19. (Shutterstock)
Tam mengatakan, butuh waktu sekitar dua minggu untuk mengetahui apakah langkah-langkah baru dan ketat yang diambil Malaysia dapat memperlambat penyebaran virus
Namun, berbeda dengan Indonesia yang memiliki lebih dari 50 kali populasi Singapura dan yang telah melaporkan 49 orang meninggal, Tam menilai kondisi yang terjadi di Indonesia saat ini menimbulkan kekhawatiran terbesar.
Indonesia, Malaysia, dan Filipina menghadapi tantangan yang sangat spesifik karena populasi yang sangat besar dan tersebar luas, serta fakta bahwa negara-negara itu memiliki populasi pekerja imigran yang sangat besar.
"Untuk memiliki respons yang efektif dan terkoordinasi, negara membutuhkan investasi yang jauh lebih besar dalam memperkuat sistem kesehatan di seluruh wilayah," ujar Tam

Hadapi Covid-19, FITRA Keluarkan Rilisan Terbarunya terkait Kebijakan Publik Anggaran

Seknas FITRA, Misbah Hasan Akhmad

Berita by admint.

Jakarta, Suara Cendekia.-
Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), akhirnya mengeluarkan rilis terkait sikapnya dalam menghadapi pandemi Corona Virus Disease - COVID19, FITRA melalui whatsapp selulernya mengeluarkan rilisan terkini, per selasa 24/3 melalui Suara Cendekia.

Berikut rilisannya lengkapnya yang kami terima,
#rilisfitra #sikapfitra #covid19 •
Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Seknas FITRA), menyatakan:
1. Keluarnya Inpres sekadar langkah taktis pemerintah karena bersifat teknis-administratif realokasi anggaran. Yang lebih strategis adalah mengeluarkan Perppu tentang APBN 2020 dengan memasukkan realokasi anggaran untuk Bencana Non-Alam. 
2. Pemerintah pusat dan daerah harus mempublikasikan penggunaan anggaran untuk penanganan Covid-19, karena dengan keterbukaan atau transparansi dapat meminimalisir terjadinya tindak pidana korupsi.
3. Perlu komitmen yang kuat oleh para penegak hukum dalam penanganan tindak pidana korupsi terkait dengan korupsi anggaran penanganan bencana. Hal ini untuk menghindari terjadinya pengulangan korupsi anggaran penanganan bencana, terlebih diberlakukannya kelonggaran pengelolaan anggaran.
4. Masyarakat harus secara aktif terlibat dalam pengawasan penggunaan anggaran penanganan dan pencegahan Covid-19, agar tidak terjadi penyalahgunaan.
5. Menolak penambahan utang luar negeri untuk penanganan covid-19 karena dapat membebani APBN dan mempunyai dampak jangka panjang di tengah kondisi perekonomian nasional dan global yang terpuruk.
6. Pemerintah perlu segera merealisasikan Dana Alokasi Khusus Fisik bidang kesehatan, sehingga peningkatan jumlah korban Covid-19 dapat dihindari. Berdasarkan data kementerian keuangan DAK Fisik per Februari 2020 belum disalurkan.
7. Pemerintah juga perlu mengantisipasi secara lebih serius dampak ekonomi bagi masyarakat, terutama pasca diberlakukan kondisi Sosial Distancing dan Work from Home. Pemerintah harus menjaga ketersediaan pasokan pangan setidaknya dalam kurun waktu 5 bulan ke depan, dan perlu afirmasi kebijakan, dengan memberikan bantuan kepada masyarakat selama pemberlakuan kondisi darurat Covid-19.

Demikian dan semoga bermanfaat.
(SC News003)

Proteksi Dunia Pendidikan Indonesia, Mendikbud RI Ambil Sikap Tegas

             Nadiem Anwar Makarim

Berita by admint.

Jakarta, Suara Cendekia.
Menghadapi dampak global yang diakibatkan oleh Covid-19 termasuk untuk dunia pendidikan dasar, dan menengah Indonesia dengan sikap kenegarawannya yang bagus, akhirnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nadiem Anwar Makarim tertanggal 24 Maret 2020 mengeluarkan Surat Edaran nomor 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran corona virus disease (Covid-19).

" Berkenaan dengan penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) yang semakin meningkat maka kesehatan lahir dan bathin siswa, guru, kepala sekolah dan seluruh warga sekolah menjadi pertimbangan utama dalam pelaksanaan kebijakan pendidikan, " Kata Mendikbud RI pada Suara Cendekia News melalui Whatsapp pribadinya, Selasa(24/3).


Sehubungan dengan hal tersebut kami sampaikan kepada saudara hal hal sebagai berikut, pertama ujian nasional, kedua proses KBM, ketiga ujian sekolah, keempat kenaikan kelas, kelima PPDB dan keenam dana bantuan operasional sekolah, " tambahnya.

Semua sudah ada dalam surat edaran saya, tinggal teman teman media bisa menjelaskannya ke publik terkait dengan kebijakan saya tersebut kata Mendikbud melalui whatsapp, Selasa,(24/3).

Surat tersebut sebanyak 3 (tiga) lembar yang ditujukan khusus kepada Gubernur, Bupati/Walikota seluruh Indonesia dengan tembusan-tembusannya kepada seluruh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten Kota dan seluruh kepala satuan pendidikan se- Indonesia. 

Yang intinya adalah keenam hal yang disebutkan diatas tadi dinyatakan force majeure alias diterapkan berdasarkan situasi kondisi di tengah wabah bencana non alam atau corona virus disease (Covid-19), pungkas Pak Menteri pada Suara Cendekia.

(SC.News002)

Tim Kerja COVID-19 Bentukan Pemkab Bima Mulai Lakukan Penyemprotan Disinfektan




Kabupaten Bima, Suara Cendekia.,-

Pasca dibentuk melalui Rakor beberapa waktu lalu, Gugus Tugas Covid-19 (Corona) langsung action. 
Hari ini, Selasa, 24 Maret 2020 tim tekhnis yang terdiri dari RSUD Bima, Dinas Kesehatan dan BPBD Kabupaten Bima, didukung Camat dan masyarakat setempat, mengawali giat mereka.

Kabag Protokol dan Komunikasi  Pimpinan, Setda Bima, M Chandra Kusuma, AP, mengatakan, Tim dari BPBD pagi ini melakukan penyemprotan Desinfektan di Pasar Tente, Bolo dan Kecamatan Sape.

" Di Kecamatan petugas dibantu oleh Camat dan unsur Muspika yang sudah siap dengan para petugas pula, " ujar Chandra.



Sementara itu, diseluruh area publik Bandara telah dilakukan oleh Kepala Bandara sendiri dan KKP. " Terimakasih Pemerintah sampaikan, Ka Bandara langsung laukan sendiri, " lanjut Kabag.

Selain melakukan penyemprotan desinfektan di ruang tunggu Bandara, pihak otoritas Bandara SMS Bima, kata Chandra, mereka juga memasang Marking Sosial Distancing di area Check in dan kursi ruang tunggu keberangkatan penumpang Bandara.

Sedangkan di Kantor BMKG yang dekat dengan kompleks Bandara juga telah bekerja. Dengan inisiatif dan rasa tanggung jawab mereka bergerak melakukan penyemprotan Desinfektan di seluruh area kantor BMKG Bima di pimpin Ka BMKG sendiri.

Sehari sebelumnya dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bima telah mengerahkan jajaran Puskesmas se - Kabupaten Bima bersama jajaran TNI-Polri telah melakukan  penyemprotan dan sosialisasi keliling kecamatan

Hingga berita ini diturunkan , kata mantan Camat Woha ini, tim sedang bekerja di lapangan. Pada semua pihak dan masyarakat agar masing - masing tetap menjaga pola hidup sehat. (SC.News001)

Gubernur didampingi Wakil Gubernur Hj. Sitti Rohmi Djalilah, mengumumkan adanya seorang warga NTB yang positif Corona.


MATARAM, Suara Cendekia – Sesuai dengan pernyataan sebelumnya, Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah tidak akan menutup-nutupi setiap perkembangan terkait isu Virus Corona (Covid-19).
Hari ini, Selasa (24/3) siang, Gubernur didampingi Wakil Gubernur Hj. Sitti Rohmi Djalilah, mengumumkan adanya seorang warga NTB yang positif Corona.
Pengumuman tersebut disampaikan Bang Zul (sapaan akrab Zulkieflimansyah) pada konferensi pers terkait perkembangan Covid-19, di Posko Waspada Covid-19, Gedung Sangkareang Kantor Gubernur.
“Pada hari ini telah terkonfirmasi positif Covid-19 satu orang warga NTB. Jenis kelamin perempuan, usia 50 tahun,” jelas Bang Zul.
Diperkirakan, yang bersangkutan kemungkinan tertular di luar NTB. “Karena memiliki riwayat perjalanan ke daerah terjangkit dalam periode 14 hari terakhir,” urainya.
Saat ini, si penderita dirawat di Rumah Sakit Daerah (RSUD) Provinsi NTB. Yang bersangkutan dirawat di sana sejak 17 Maret lalu.
Bagaimana kondisinya sekarang?
“Saat ini dalam kondisi semakin membaik. Menunggu test negatif sebanyak dua kali, sebelum bisa dipulangkan ke rumah,” jelasnya.
Gubernur tidak menyebutkan alamat dan daerah asal pendetita. Namun menurut informasi, yang bersangkutan berasal dari Pulau Lombok.
Untuk menghindari penularan lebih lanjut, kata Bang Zul, petugas kesehatan sedang melakukan Kontak Tracking terhadap semua orang yang pernah kontak dengan yang bersangkutan.
Meski sudah ada satu orang warga NTB yang positif Corona, Gubernur mengharapkan kepada semua lapisan masyarakatnya agar tetap tenang.
“Hindari keramaian, jaga kesehatan dengan melakukan Pola Hidup Bersih dan Sehat. Kurangi aktivitas di luar rumah,” imbuhnya lagi.
Lebih jauh Gubernur menjelaskan, Pemprov NTB telah menyediakan laman resmi Satgas Pemerintah Provinsi NTB Penanganan Covid-19. Yakni http://corona.ntbprov.go.id.
Sedangkan Layanan Hotcall penanganan penyebaran Pendemik Covid-19 di NTB;

0818 0578 – 7239,
0812 – 4686 -317,
0812 – 3785 – 657,
0812 – 3613 -9917

Sebelumnya, Gubernur mengharapkan kepada semua pihak agar bersama-sama aktif melawan penyebaran Covid-19 ini. (SC News)