Akademisi STIH Bima
Mastorat, SH.,MH
SWARA CENDEKIA.,-BIMA.-
Penanganan Pandemi Corona Viruses Disease atau COVID-19 yang gencar dilakukan Pemkot maupun Pemkab Bima beserta jajarannya hingga ke desa desa di delapan belas kecamatan, seratus sembilan puluh satu desa, Pemkot 11 Kecamatan , beberapa kelurahan di wilayah Kota maupun Kabupaten Bima mendapat tanggapan serius dari salah seorang dosen senior atau akademisi Sekolah Tinggi Ilmu Hukum dan IAIN Bima, Mastorat, SH.,MH. Rabu, (8/4/2020).
Penanganan Pandemi Corona Viruses Disease atau COVID-19 yang gencar dilakukan Pemkot maupun Pemkab Bima beserta jajarannya hingga ke desa desa di delapan belas kecamatan, seratus sembilan puluh satu desa, Pemkot 11 Kecamatan , beberapa kelurahan di wilayah Kota maupun Kabupaten Bima mendapat tanggapan serius dari salah seorang dosen senior atau akademisi Sekolah Tinggi Ilmu Hukum dan IAIN Bima, Mastorat, SH.,MH. Rabu, (8/4/2020).
Menurutnya, penanganan Covid-19 di wilayah Kabupaten maupun Kota Bima Nusa Tenggara Barat masih angin anginan saja, belum menggigit, belum sesuai standar, belum membumi sesuai anggaran, yang sangat fatal itu pemda/pemkot belum terbuka dari sisi anggaran daerah yang dipakai, masih hit and run parsial, tidak kaffah and holistik serta tidak sesuai prosedur nasional, regional bahkan standar internasional yang ada, kata Mastorat.
Kita melihatnya baru sebatas penanganan yang seolah - olah, bukan bermaksud mengecilkan ikhtiarnya namun fakta di lapangan hingga hari ini masih banyak warga yang belum di edukasi soal corona, kalaupun ada sebatas angin lalu, begitupula dengan pemdes dan lurah yang dimintai tenaganya dan dilibatkan secara tim sudah sejauhmana pemerintah terbuka kepada mereka soal anggaran untuk mengatasi wabah ini,
" Kita tidak bisa mengatasi wabah corona dengan wacana dan pencitraan, menghalau pandemi mematikan ini butuh biaya butuh anggaran dan butuh sokongan tenaga dan lain lain, saatnya para pemimpin kepala daerah terbuka dan transparansi sebab nanti ketika wabah berlalu muncul fitnah baru, katanya.
Kita melihatnya baru sebatas penanganan yang seolah - olah, bukan bermaksud mengecilkan ikhtiarnya namun fakta di lapangan hingga hari ini masih banyak warga yang belum di edukasi soal corona, kalaupun ada sebatas angin lalu, begitupula dengan pemdes dan lurah yang dimintai tenaganya dan dilibatkan secara tim sudah sejauhmana pemerintah terbuka kepada mereka soal anggaran untuk mengatasi wabah ini,
" Kita tidak bisa mengatasi wabah corona dengan wacana dan pencitraan, menghalau pandemi mematikan ini butuh biaya butuh anggaran dan butuh sokongan tenaga dan lain lain, saatnya para pemimpin kepala daerah terbuka dan transparansi sebab nanti ketika wabah berlalu muncul fitnah baru, katanya.
Beliau mengatakan, untuk di ketahui, bahwa mewabahnya covid 19 ini secara global tentunya penanganannya pun tidak boleh locally, sepihak harus multipihak dan membumi tajam dan simultaneously, perlu diantisipasi oleh semua pihak terutama pemerintah, tidak heran pemerintah pusat telah menetapkan dana ratusan triliun, berapakah dana yang dikeluarkan pemerintah Kabupaten dan Kota BIMA, biar tidak menjadi fitnah?, katanya pada Swara Cendekia.
Magister Hukum ini merasa geli dan lucu dengan cara Walikota dan Bupati dalam menangani hal ini, bukan bermaksud tidak bersyukur atas langkah dan upaya pemerintah daerah Kab/Kota, hanya saja penanganan kegiatan itu belum se ideal yang diinginkan SOP dan berbagai pihak, beliau mencontohkan mulai dari awal sejak rakorpun kok sekda yang handle kemana bupati herannya? Kok sebegitunya Sekda? Begitu pula dengan pemkot kok gregetannya kurang? kegiatan penyemprotan disinfektan hingga masker menurutnya belum efektif dan efisien menghalau lajunya penyakit mematikan tersebut, itu masih parsial sedangkan progress to solving covid blm ada tanda tanda kemajuan yang signifikan penanganannya, bandara belum ditutup tempat tempat transit keluar masuk masih ternganga lebar bahkan strategi startegi jitu secara massive belum terlihat di kedua pemerintahan.
Selain itu Dosen Senior ini juga berharap kegiatan ini diseriusi dengan seksama dan teliti,, tidak parsial tiba saat tiba akal, sedari awal harusnya ada saling keterbukaan dan bukan hanya koordinasi semu saja, bukan hanya istilah satgas terpadu itu, kok ada satgas kok bisa bisanya Walikota Bupati Wabup bagi masker hahahaha lucu mas,katanya, masa seorang walikota plus istrinya /Bupati Wakilnya ikut andil membagikan masker, itu aemua tidak salah hanya saja kurang patut, khan masih banyak petugas yang bisa mengerjakan hal yang begituan, padahal hal hal semacam itu dilakukan lower management dalam ilmu pemerintahan, beliau itu top pengonsep kebijakan bukan menjadi lower, tambahnya.
"Pemerintah Kota maupun Kabupaten Bima saat ini harus banyak belajar banyak betkaca dalam pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel transparan agar tidak menimbulkan sakwasangka fitnah memfitnah, gibah politik dll,, lihat pemerintah pusat sembari memberikan contoh, jelas dananya sekalipun berubah sesuai kondisi, jangan seperti kita di BIMA tiba saat tiba akal tiba tiba pembagian masker, hahahaha ..., kata beliau melalui inbox messenger dan whatsapp.
Pemerintah Kota dan Kabupaten Bima akhir akhir ini memang intens melakukan kegiatan menghalau pandemi covid 19 mulai dari hulu hingga ke hilir, bahkan semua pihak ikut andil didalamnya termasuk pemerintahan desa dan sebagainya, itu semua dilakukan atas dasar niatan untuk memproteksi wilayah dari merebaknya pandemi mematikan itu.
Akademisi Senior Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Bima ini mengharapkan Pemerintah Kota maupun Kabupaten Bima menjalankan pemerintahan itu dengan sebaik baiknya terutama dalam masa pandemi global Covid-19, dirinya sangat mengharapkan ada open-minded dan changeable of mindset bukan malah mengisolasi diri terhadap kebijakan penanganan wabah mematikan ini. Jika dari atas sudah memberikan contoh yang kurang baik seperti anggaran penanganannya tidak dibeberkan dan adanya transparansi mulai dari Pemkot Pemkab Satgas maka di tingkat Kelurahan dan Desa pun sama, tambahnya. Mereka akan sama sama tertutup bahkan menurutnya Lurah dan Kades akan meniru gaya atasannya yang tertutup akan soal anggaran penanganan covid belum lagi yang lain, jadi harus hati hati walikota, sekda kota, Bupati dan Sekda.
Diakhir masukannya beliau memberikan solusi bagi pemerintah Kabupaten maupun Kota Bima dalam menangani Corona Viruses Disease atau COVID-19, diantaranya :
a) Berani transparan, jujur;
b) Jangan memanfaatkan kondisi
Covid-19 shngg yg lain terabaikan
Covid-19 shngg yg lain terabaikan
c) perjelas bentuk program dalam
Penanganan Covid-19.
d) patungan dalam hal anggaran
maupun lainnya dalam atasi
wabah corona.
Penanganan Covid-19.
d) patungan dalam hal anggaran
maupun lainnya dalam atasi
wabah corona.
e) Melaporkan kepada publik terkait
progress dan anggaran negara yg
terpakai dalam kegiatan ini.
f) Tidak melupakan agenda lain
selain menghalau pandemi covid19
progress dan anggaran negara yg
terpakai dalam kegiatan ini.
f) Tidak melupakan agenda lain
selain menghalau pandemi covid19
Jika solusi yang ditawarkannya tidak dijadikan bahan introspeksi Pemkot dan Pemkab, dirinya bersama lintas civitas akademika sangat sangat pesimistik and meragukan political will dan regulation well dari marwah terwujudnya good governance di dana mbojo, dalam menumpas wabah global mematikan serta memproteksi rakyatnya bahkan kami nilai hanya dari bakteri parasit bumi saja pemerintah tidak bisa hadir dengan baik dan maksimal belum yang lain, pungkasnya.
Penulis Tim Swara Cendekia.