SC.news.Kabupaten Bima,-
Ketua PSBT Bintang Timur, Agus Supriadi, S.Pd., hingga saat ini masih mempertanyakan status 11 ( sebelas) orang tenaga SK honorer daerah yang ditugaskan mantan Bupati Bima Drs.H.Syafruddin, M.Pd. alias Abu Syafa dengan nomor SK tertanggal tahun
11 orang tenaga honda tsb, sedianya ditugaskan pada kawasan kota terpadu mandiri (KTM), yang digagas Bupati Ferry almarhum namun niat itu semuanya gagal bahkan segala sarpras termasuk lampu jalan di KTM semuanya habis dijarah para penjarah dan perampok disana, kata agus pada SC, jumat, 10 April 2020.
Agus yang juga Sekjen DPC FGII Bima ini menceritakan dulu almarhum H.Ferry Zulkarnain, ST merancang KTM itu berdasarkan Peraturan Presiden dan didukung Menteri Daerah Tertinggal menggagas Kota Terpadu Mandiri (KTM) Tambora sebagai sebuah Kota Satellite baru di wilayah paling barat Kabupaten Bima.
Tambora yang memiliki sumber daya alam (SDA) yang sangat kaya dan melimpah membuat pemerintahan pusat tergiur untuk melirik dan memaksimalkannya melalui kawasan Kota Terpadu Mandiri tadi, hanya saja Mantan Bupati Bima H Syafru tidak mampu memaksimalkan kinerjanya dalam memajukan kawasan itu, buktinya 11 ( sebelas ) orang punggawa yang sejatinya menjaga KTM dengan segala infrasupra struktur termasuk pasar meninggalkan Tambora di tahun 2015, tanpa jejak, kata Sekjen FGII Bima.
Agus, sang pendekar psbt ini menambahkan dari kesebelas orang itu termasuk ada saudari perempuannya yang kini sudah pindah di dinas PU Bina Marga Kabupaten yang berlokasi di Panda di depan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bima, dirinya heran dengan mantan bupati bima yang khilaf dalam menerapkan kawasan terpadu mandiri tambora demgan sangat tidak profeaional.
Dia mencontohkan, pulau satonda atau satonda lake island sebuah pulau yang sangat indah dengan diapit oleh gemunung yang indah lalu didalamnya airnya nggak asin oleh salah seorang ahli geologi kanada pernah memprediksi bahwa didalam satonda ada kandungan emas, tembaga, serta lainnya yang sangat besar jumlah dan nilainya, kata agus.
Sayangnya pulau itu termasuk KTM terbengkalai dan tujuh desa di tanah bekas leluhur kerajaan yang sangat subur itu kini telah dikuasai oleh orang lain atau Kabupaten tetangga, tanah tanah yang subur sepanjang semenanjung Kadindi hingga Kempo dan Pekat semuanya sudah bertuan Bali, Lombok bahkan Dompu itu sendiri, seandainya itu bisa dimaksimalkan oleh Pemerintah Kabupaten Bima inshaaAllah Mbojo akan kaya raya, belum lagi potensi laut dan ladang serta tegalan dan leremg lereng yang subur yang kini dikuasai Cina dan Sanggar Agro Nusantara Persada dengan minyak kayu putihnya telah membuktikan bahwa Haji Syafru telah memberikan andil kerugian bagi masyarakat Kabupaten Bima selama menjabatnya terutama raibnya para pengurus nakhoda Kota terpadu mandiri tambora yang hingga kini tidak ditahu rimbanya bagaikan hilang sekejab ditelan bumi, pungkasnya.
Penulis Tim Swara Cendekia.