Cari Blog Ini

Senin, 20 April 2020

KADES OI BURA TAMBORA, ABDULLAH : " DESA OI BURA MEMBUTUHKAN COFFEE FACTORY BUKAN BUMDES, SEBAB CITA RASA KOPI KAMI BEDA DENGAN TEMPAT LAIN

Posted on, Tuesday, April,21,2020 at 00.50 p.m. by Channels

          Contoh biji kopi tambora

TAMBORA, SC.Channels,- Tambora adalah nama salah satu distrik terkenal sisa letusan volcanoe yang telah terjadi berabad-abad lamanya, tepatnya pada tahun 1815, tambora berada pada lintang khalustiwa yang kaya akan sumberdaya alam baik hewani maupun nabati bahkan botani ada semua di dataran lembah pulau sisa yang terkubur dari tiga bahkan lebih kerajaan disana. Media Online SC Channel beberapa hari yang lalu sempat jalan - jalan ke Desa Oi Bura Kecamatan Tambora, tak sengaja ingin membidik kopi akan tetapi rezeki berkata lain dipertemukan oleh Allah dengan Kepala Desa nya yang juga pemilik lumbung kopi disana ( Oi Bura.red.)


Kecamatan Tambora dengan luas daratan dan lautan yang begitu luas terhampar sejauh mata memandamg dihuni oleh penduduk sekitar 6.000 lebih dengan jumlah  desa sebanyak 7
( tujuh) desa diantaranya, Desa Labuhan Kananga, Oi Bura, Kawinda NaE, RasaBou, Oi Panihi, Kawinda Toi, dan Oi Katupa.

Jadi, secara historis Desa Oi Bura merupakan Desa pertama yang ada di daratan itu dan yang tertua, se tua sama dengan legenda cerita biji kopinya, sesungguhnya di Desa Oi Bura inilah desa penghasil utama biji kopi untuk wilayah Kecamatan Tambora lainnya tidak ada.

Kopi Tambora terkenal dengan aroma dan citarasanya yang tinggi serta memiliki nilai guna dan berdaya guna serta mampu bersaing di pasaran nasional bahkan internasional adanya, bagaimana sebenarnya proses adanya kopi tambora dan khasiatnya bagi siapa saja yang meminumnya? Yuk, kita simak penuturan Kepala Desanya terkait proses fermentasi biji kopi di desanya...

Kepala Desa Oi Bura, Abdullah menuturkan kepada SC.Channels media online, minggu lalu di beranda rumahnya bersama karyawan kopi menjelaskan secara gamblang dan terperinci bagaimana kopi tambora mulai dari petik hingga kemas bisa se enak sesuai kehendak rasa dan selera? Berikut penuturannya

Om Doel sapaan akrabnya mengisahkan bahwa kopi kopi ini setelah sudah memenuhi usia untuk dipetik atau panen kita kelompokkan mana biji yang sudah matang merah dan mana yang belum, kita panen secara bergilir dalam sekali setahun, jelasnya.

Setelah berhasil memilih biji yang sudah matang dan berwarna merah kita belum menumpuknya dalam karung dan melakukan penjemuran melainkan melakukan perendaman dulu dalam air, kenapa direndam??
Untuk menyeleksi mana biji biji yang bagus dan mana yang tidak karena dengan cara merendam inilah beberapa biji kopi ada yang terapung diatas air dan ada yang tidak, katanya

Nah yang terapung itulah biji yang tidak bagus dan padat serta merusak biji kopi pilihan makanya kita angkat untuk dibuang, jelas Doel.

Selanjutnya biji biji kopi tadi dikeringkan dari air, diangin angin lalu dijemur pada tempat khusus, kenapa secara khusus? Tempat jemuran kopi itu tidak boleh di emperan rumah atau diatas terpal atau diatas badan jalan agar biji kopi terjaga citarasa dan kelembaban udaranya maka kopi tadi dijemur pada tempat khusus guna menghindari kopi terkontaminasi dengan partikel, zat-zat dan bakteria lain serta tidak menyerap bau aspal, bau tanah dll sehingga aromanya tetap terjaga dan kwalitas biji kopi tetap di jamin dan terjamin, tambahnya.

Karena dalam ilmu kopi dalam 100 gram akan ada sekitar 2-3 gram yang rusak dan mengakibatkn kopi itu tidak enak dan berubah aromatic aslinya makanya sebaiknya kita teliti dalam memilahnya katanya.

Selain itu yang menentukan kwalitas kopi tambora Oi bura adalah bijinya dan cara mengolahnya, ada dua cara menurut kades muda penuh kreatif ini dalamemgelolanya yang pertama dengan cara natural atau alami dan yang kedua secara scanning. Apa maksud kedua cara tersebut?

Menurutnya yang natural itu biji kopi yang dari kebun itu direndam ke air lalu dipilah pilih lalu kopi itu akan dijemurnya melalui dum yang tertutup plastik transparan lalu secara scanning proses itu maksudnya tahapan awal sama dgn natural cuman dia ini diolah dulu dikupas dulu kulit luarnya lalu di FERMENTASI dalam waktu lebih kurang 1 hingga 3 hari bahkan 5 malam baru dijemur, kenapa digitukan? Katanya agar biji kopi mampu mengeluarkan aroma spesial dan cita rasa tinggi yang khas nuansa kopi pilihan, katanya.

Kita kedepankan cara olah yang higienis, baik dan bermutu agar memiliki nilai tawar dan jual yang tinggi supaya terekspose dengan nilai jual yang tinggi, tambahnya.


Ketika ditanya sudah sampai mana marketing kopi dengan label kahawa tambora ini, om doel dengan sigap dan tangkas mengatakan itulah problema utamanya, kita tidak punya moda dan armada yang cukup untuk mencari peluang pasar yang menjanjikan dan mumpuni adanya,

Harapan saya kepada Pemerintah Kabupaten Bima agar memperhatikan Desa Oi Bura lebih ketimbang desa desa lainnya kenapa karena desa oi bura punya sumber daya alam yang banyak dan kondisi tanah yang bagus untuk dijadikan pemkab sebagai pilot project enterprenership serta kewirausahaan , kalau bisa kami minta kepada DPRD Pak Dedy MT dan Bupati Bima agar kami diberikan pabrik pengolahan kopi, supaya kami bisa mengolahnya secara teratur, profesional dan sangat kwaliteit yang muara akhirnya memiliki nilai jual yang sangat tinggi,

Untuk saat ini katanya kopi ini baru dikelola oleh PKK Desa Oi Bura belum dalam skala besar dan masih scope Bumdes lah kita tatarannya, mohon bantuannya untuk membantu usaha kami mas, katanya pada Channels.
Selain itu harapan saya yang lain agar ada pihak pihak lain yang bisa membantu kami guna melakukan promo dan how to ekspose kopi tambora desa oi bura bekerjasama, membangun kerjsama yang baik dalam segala hal terutama di level marketingnya, pungkasnya.

Pantauan SC Channel Online untuk kemasan kopi sudah bagus sudah berstandar tinggal hak paten dan SNI serta logo halal maupun ijin BPOM RI yang perlu diatensi kata Nukman.

Ditulis oleh SC.Channels

Tidak ada komentar:

Posting Komentar