Foto. SC News
Kegiatan Isra' Mi'raj ini terselenggara atas kerjasama antara Ikatan Alumni Makassar Desa Karumbu dengan Pemda Kabupaten Bima yang bertempat di Masjid At Taqwa Desa Karumbu.
Bupati dan Wakil Bupati hadir dan menyampaikan sambutannya, katanya bahwa ke depan kita harus sering mengundang para Profesor Doktor asal Bima yang tersebar di seluruh Indonesia untuk menjadi pemateri dan penceramah dalam kegiatan keagamaan dan seminar ilmiah. Karena, untuk membangun Bima, kita membutuhkan gagasan dan konsep dari para Profesor, Doktor dan Cendekiawan.
Panitia mengundang Prof Dr Ahmad Thib Raya sebagai Penceramah yang ditemani oleh Prof Dr Siti Musdah Mulia, Prof Dr Muslimin Kara, Prof Dr Siti Aisyah Kara, Prof Dr Dahlan, yang menjelaskan tentang substansi Isra' Mi'raj dihadapan para jamaah yang memenuhi Masjid At Taqwa Desa Karumbu.
Dalam ceramahnya, Prof menjelaskan bahwa inti dari Isra' Mi'raj adalah mengenai Rasulullah diundang untuk menghadap Allah SWT di langit ke tujuh untuk menerima perkara penting dalam beragama, yaitu Sholat dan Substansi Amalan.
Katanya, dari lima rukun Islam, hanya Sholat yang diterima secara langsung oleh Rasulullah SAW dihadapan Allah SWT. Sementara Puasa, Zakat dan Haji diterima melalui Al Quran. Ini menunjukkan bahwa Kedudukan Sholat begitu penting sebagai Tiang dan Fondasi Agama.
Rasulullah Saw bersabda, Sholat adalah Tiang Agama. Siapa yang mendirikan Sholat berarti dia sedang mengagungkan Agama. Siapa yang meninggalkan sholat berarti dia sedang menghancurkan agamanya. Sholat adalah barometer amalan, kalau sholat kita baik, maka baiklah seluruh amalan kita, begitupun sebaliknya.
Sholat adalah momen paling mulia, karena seorang hamba berkesempatan untuk bermunajat dan berkomunikasi langsung dengan Allah SWT. Lima kali sehari kita memohon ampunan dan keberkahan kepada Allah SWT. Lima kali sehari kita memiliki kesempatan untuk menghapus dosa katanya. Maka beruntunglah orang yang mendirikan sholat lima kali sehari.
Saat Rasulullah menghadap Allah, perkara kedua yang disampaikan Allah kepada Rasulullah adalah tentang substansi amalan. Dalam Islam, bahwa niat untuk berbuat baik saja dapat satu pahala, kalau niat baik itu dikerjakan maka kita dapat 10 pahala. Kalau kita punya niat untuk berbuat jahat tapi tidak dikerjakan, maka kita tidak dapat dosa. Kalau niat jahat itu dikerjakan, maka kita hanya dapat satu dosa.
Prof juga menjelaskan tentang makna dan tujuan berwudhu, selain karena menghadap Allah itu harus dalam keadaan bersuci, tetapi Berwudhu memiliki maknanya yang luar biasa. Kita memulai berwudhu dengan membersihkan telapak tangan, itu bermakna bahwa kita membersihkan dosa yang diperbuat oleh tangan kita. Tanganlah yang paling banyak berbuat dosa, maka harus dibersihkan terlebih dahulu katanya. Setelah itu berkumur, karena mulut dan lidah banyak berbuat dosa, lalu muka karena mata banyak melihat hal hal yang buruk, telinga, kepala dan kaki.
Diakhir ceramahnya, pak Prof berpesan, bahwa kita harus berkontribusi dan berpartisipasi dalam membangun daerah sesuai kemampuan kita. Program program pemerintah harus kita bantu. Yang punya ilmu bantu dengan ilmu, yang memiliki materi bantu dengan materi dan yang memiliki tenaga maka babtulah dengan tenaga. Katanya, bahwa apa yang dilakukan oleh Bupati dan Wakil Bupati beserta panitia hari ini harus kita apresiasi dan kita dukung demi pencerahan kita bersama.
Kita salut kepada Bupati dan Wakil Bupati beserta panitia karena dapat menyelenggarakan kegiatan yang sangat positif dan mencerahkan ini. Semoga kedepan kita dapat terus menyelenggarakan kegiatan yang serupa. Amiin. (copas status fb DD)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar