Masjid Raya
BaitusSuhada Madapangga, doc by Suara Cendekia. news
Madapangga, Suara Cendekia.-
Materi Pengajian
Makna Kalimat Takbir
Pembuka bacaan shalat adalah takbiratul ihram, Rasulullah SAW bersabda apabila kamu hendak mengerjakan shalat bacalah takbir. HR. Bukhari dan Muslim. Setelah mengucapkan takbir seluruh perasaan, pikiran ucapan dan perbuatan dikonsentrasikan pada yang telah ditentukan syariat dalam pelaksanaan shalat. Tidak boleh ada unsur lain baik berupa lintasan perasaan atau fikiran maupun ucapan atau perbuatan yang menyalahi syariat agama dalam pelaksanaan shalat. Sabda Rasulullah SAW kunci shalat itu adalah bersuci. Yang mengharamkannya (melarang melakukan aktifitas yang lain) adalah takbir dan yang menghalalkannya adalah salam". HR. Abu Daud.
Dalam shalat fardhu mulai takbiratul ihram sampai salam, jumlah takbir shalat 4 rakaat 21 kali, shalat yang 3 rakaat 16 kali dan shalat yang dua rakaat 11 kali. Jumlah takbir shalat fardhu dalam satu hari adalah 90 kali. (Dzuhur, Ashar dan Isya/3x21+Magrib/16+Subuh/11). Ucapan takbir dalam satu hari kalau ditambah dengan shalat sunnat dan dzikir akan lebih banyak lagi.
Secara harfiah kakimat takbir Allaahu Akbar berrti Allah Maha Besar tapi secara maknawi kakimat takbir mengandung arti yang sangat luas. Dalam buku Fiqih Doa dan Dzikir Prof.DR. Abdurazaq bin Abdul Muhsin Al Badr menulis :
" Takbir bukanlah kalimat yang tidak ada makna padanya atau lafaz yang tidak ada kandungannya bahkan ia adalah kalimat yang agung kedudukannya, tinggi posisinya, mengandung makna makna yang luhur, indikasi indikasi yang mendalam serta maksud maksud yang mulia dan tinggi"
Salah satu bentuk mengagungkan Allah taala adalah demgan mentaati perintahNya dan tidak mendurhakaiNya, selalu berdzikir dan mengingatnya, tidak melupakanNyaensyukuriNya dan tidak berlaku kufur (ingkar) terhadap nikmatnya....Ruh(spirit) ibadah adalah mengagungkan Allah dan memuliakan-Nya. Maka itu disyariatkan mengucapkan takbir dalam shalat pada saat memulainya dan ketika berpindah dari satu gerakan ke gerakan lainnya agar hamba Allah dapat memghadirkan makna keagungan Allah dalam ibadah yang paling mulia ini"( Syaikh Prof.Dr. Abdurazaq bin Abdul Muhsin Al Badr, Ensiklopedia Asmaul husna, hal 344). Bersambung.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar